Senin, 19 November 2012

Pengertian Consumer Innovativeness, Consumer Compulsive Consumption dan Consumer Ethnocentrism


Pengertian Consumer Innovativeness
Gambaran
Konsumen innovativeness, sebagai kekuatan yang mengarah ke perilaku inovatif, telah sering dikutip dan dipelajari dalam penelitian tentang difusi inovasi. Anehnya, tampak bahwa masih ada ruang untuk diskusi tentang konsep ini. Artikel ini mencoba untuk mengambil stok masalah ini. Di bagian pertama, definisi teoritis yang berbeda dari gagasan yang diperkenalkan kritis. Bagian kedua dikhususkan untuk menampilkan besar pengukuran skala yang telah dirancang dengan maksud untuk mengukur membangun ini.
Ulasan ini membantu dalam memahami keragaman pendekatan inovasi. Ini menimbulkan dua pertanyaan utama: (1) Apakah konseptualisasi teoritis yang berbeda dari inovasi yang sama berlaku dan kompatibel? (2) Apakah timbangan benar-benar mengekspresikan setiap sudut pandang teoritis? Hal ini menunjukkan bahwa skala ini mungkin tidak sempurna, dan pembangunan yang baru juga mungkin menarik.
Pengertian,
Sebagai sebuah konsep pemasaran, inovasi dapat di sangat Setidaknya didefinisikan sebagai tidak tepat. Kantor inovasi, atau '' penciptaan kebaruan,'' menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mengembangkan dan meluncurkan produk baru pada tingkat yang cepat (Hurley dan Hult, 1998). Produk inovasi, atau kepemilikan'' kebaruan,'' adalah tingkat kebaruan suatu produk (Daneels dan Kleinsmith, 2001). Konsumen innovativeness, atau'' konsumsi Kebaruan,'' adalah kecenderungan untuk membeli produk baru lebih sering dan lebih cepat daripada orang lain (Midgley dan Dowling, 1978). Dalam artikel ini, kata'''' inovasi akan digunakan hanya dengan mengacu pada konsumen innovativeness. Tidak ada konsensus yang nyata tentang makna inovasi. Ini dapat digambarkan sebagai pembelian awal produk baru (Cestre, 1996), serta kecenderungan untuk tertarik dengan baru produk (Steenkamp et al., 1999). Setelah perbedaan dibuat oleh Midgley dan Dowling (1978) antara teraktualisasikan dan bawaan inovasi, sebagian besar penulis tampaknya untuk mempertimbangkan inovasi ciri, sifat yang masih dalam pertanyaan. Bagian pertama dari artikel ini menyajikan konseptualisasi berbagai konsumen innovativeness bawaan membangun ditemukan dalam literatur.
Consumer Compulsive Consumption

Ketika kita menggunakan istilah "consumption compulsive," atau konsumen kompulsif kita berbicara tentang jenis perilaku konsumen yang tidak pantas, biasanya berlebihan, dan jelas mengganggu kehidupan individu yang muncul impulsif didorong untuk mengkonsumsi. Orang yang membeli sweater beberapa identik dengan warna berbeda karena ia hanya "harus" atau karena. "Saya merasa baik di dalamnya," meskipun ia tahu ia tidak mampu membayar untuk itu, adalah contoh klasik. Meskipun konsekuensi mungkin memiliki efek yang parah pada kehidupan sehari-hari, konsumen kompulsif membeli pula.

 Akibatnya, aktivitas normal seperti membuka surat atau menjawab telepon mengambil makna baru. Bagi pembeli kompulsif banyak ada ketakutan konstan dihadapkan oleh tagihan lain yang besar, atau kreditur marah. Banyak mencoba untuk menyembunyikan kedua tagihan dan barang yang dibeli karena takut ditemukan. Dalam beberapa kasus, orang bahkan terlibat dalam kegiatan kriminal dalam rangka untuk membayar tagihan mereka dan mempertahankan garis mereka kredit.

Perilaku dari konsumen kompulsif tampaknya cukup mirip dengan manifestasi umum dari perilaku adiktif. Namun, definisi istilah "kecanduan," adalah titik diperdebatkan di kalangan dokter. Bagi beberapa orang, kecanduan mungkin hanya mengacu pada substansi, dan membutuhkan kehadiran habituasi fisiologis dan sindrom pantang. Karena kontroversi ini, kami telah memilih untuk menggunakan konsumsi jangka kompulsif daripada adiktif.


Contoh  :  

Seorang anak belasan tahun dapat memandang dirinya sebagai ”lebih didambakan, lebih modern, dan lebih sukses” karena ia memiliki ”sepasang sepatu karet model tahun terakhir” yang diburu banyak emosi manusia dapat dihubungkan dengan kepemilikan yang berharga sehingga kepimilikan tersebut dapat dianggap sebagai perluasan diri.

Consumer Ethnocentrism
Gambaran
Menyelidiki hubungan antara etnosentrisme konsumen dan konsumen sikap terhadap produk manufaktur asing di kategori produk di mana dalam negeri alternatif tidak tersedia. Keputusan seperti situasi (yaitu pilihan produk dalam kategori tanpa Alternatif domestik) yang umum bagi konsumen di negara-negara yang lebih kecil di seluruh Eropa, dan dengan demikian penting bagi manajer pemasaran untuk memahami. Itu hipotesis bahwa individu dengan tingkat tinggi etnosentrisme konsumen akan memiliki sikap yang lebih baik terhadap produk budaya dari negara yang sama dibandingkan dengan produk dari budaya yang berbeda negara. Klasifikasi nilai-nilai budaya yang diusulkan oleh Schwartz digunakan untuk membangun budaya kesamaan, dan sikap dari sampel yang representatif dari konsumen Selandia Baru dinilai menggunakan mail survey nasional. Hasil kami menunjukkan bahwa kesamaan budaya adalah penting pertimbangan bagi konsumen yang sangat etnosentris dalam evaluasi produk asing. Sejumlah implikasi teoritis dan manajerial yang dibahas.
Contoh :
Konsumen yang cenderung kurang etnosentris adalah mereka yang masih muda, mereka yang laki-laki, orang-orang yang berpendidikan lebih baik, dan mereka dengan tingkat pendapatan yang lebih tinggi. Karena  faktor-faktor penentu etnosentrisme konsumen dapat bervariasi dari satu negara ke negara dan budaya ke budaya. Di Turki, patriotiotisme ditemukan motif yang paling penting untuk etnosentrisme konsumen. Diteorikan, adalah karena budaya kolektivis Turki, dengan patriotisme menjadi ekspresi penting dari kesetiaan kepada kelompok.  Di Republik Ceko lebih individualistis, perasaan nasionalisme berdasarkan rasa superioritas dan dominasi muncul untuk memberikan kontribusi yang paling penting untuk etnosentrisme konsumen.

Sumber
http://iba8010kelly.alliant.wikispaces.net/file/view/Consumer+ethnocentrism+and+attitudes+towards+domestic+and+foreign+products.pdf

Minggu, 21 Oktober 2012

Contoh Alternatif Sebelum Pembelian

A. TIGA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN KONSUMEN
1.Konsumen Individu
Pilihan merek dipengaruhi oleh kebutuhan konsumen, persepsi atas karakteristik  merek, dan sikap ke arah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan merek dipengaruhi oleh demografi konsumen, gaya hidup, dan karakteristik personalia.
2. Pengaruh Lingkungan
Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh budaya (norma kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau kesukuan), kelas sosial (keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik konsumen), grup tata muka (teman, anggota keluarga, dan grup referensi) dan faktor menentukan yang situasional (situasi dimana produk dibeli seperti keluarga yang menggunakan mobil dan kalangan usaha).
3. Marketing strategy
Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen.Variabel-variabelnya adalah barang, harga, periklanan dan distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan.
Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan pemasaran. Kebutuhan ini digambarkan dengan garis panah dua arah antara strategi pemasaran dan keputusan konsumen dalam gambar 1.1 penelitian pemasaran memberikan informasi  kepada organisasi pemasaran mengenai kebutuhan konsumen, persepsi tentang karakteristik merek, dan sikap terhadap pilihan merek. Strategi pemasaran kemudian dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen.
Ketika konsumen telah mengambil keputusan kemudian evaluasi pembelian masa lalu, digambarkan sebagai umpan balik kepada konsumen individu. Selama evaluasi, konsumen akan belajar dari pengalaman dan pola pengumpulan informasi mungkin  berubah,  evaluasi  merek, dan  pemilihan  merek.  Pengalamn  konsumsi secara langsung akan berpengaruh apakah konsumen akan membeli merek yang sama lagi.
Panah umpan balik mengarah kembali kepada organisasi pemasaran. Pemasar akan mengiikuti rensponsi konsumen dalam bentuk saham pasar dan data penjualan. Tetapi informasi ini tidak menceritakan kepada pemasar tentang mengapa konsumen membeli atau informasi tentang kekuatan dan kelemahan dari merek pemasar secara relatif terhadap saingan. Karena itu penelitian pemasaran diperlukan pada tahap ini untuk menentukan reaksi konsumen terhadap merek dan kecenderungan pembelian di masa yang akan datang. Informasi ini mengarahkan pada manajemen untuk merumuskan kembali strategi pemasaran kearah pemenuhan kebutuhan konsumen yang lebih baik.
B.  KONSEP KEPUTUSAN
Keputusan adalah suatu pemilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Bila seseorang dihadapkan pada dua pilihan, yaitu membeli dan tidak membeli tapi memilih membeli, maka dia ada dalam posisi membuat keputusan. Semua orang mengambil keputusan setiap hari dalam hidupnya tanpa disadari. Dalam proses pengambilan keputusan, konsumen harus melakukan pemecahan masalah dalam kebutuhan yang dirasakan dan keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dengan konsumsi produk atau jasa yang sesuai. Tiga tingkatan dalam pemecahan ini; Pemecahan masalah yang mensyaratkan respons yang rutin.
Keputusan yang diambil tidak disertai dengan usaha yang cukup untuk mencari informasi dan menentukan alternatif. Kebiasaan berjalan secara otomatis, prilaku seseorang merupakan respon terhadap rutinitas karena dilakukan berulang-ulang seringkali tanpa disadari.
Pemecahan masalah dengan proses yang tidak berbelit-belit (terbatas).

Pemecahan masalah ini menyebabkan seseorang tidak peduli dengan ada tidaknya informasi dengan menggunakan criteria yang kurang lebih sudah terbentuk, untuk mengevaluasi kategori produk dan mereknya. Tidak mengevaluasi setiap atribut dan fitur produk dalam memilih mana yang sesuai dengan kebutuhannya.Pemecahan masalah yang dilakukan dengan upaya yang lebih berhati-hati dan penuh pertimbangan (pemecahan masalah yang intensif). Di tingkat ini konsumen memerlukan informasi yang relative lengkap untuk membentuk criteria evaluasi dari kriteria yang baku .
Prosesnya lebih rumit dan panjang mengikuti proses tradisional. Mulai dari sadar akan kebutuhan, motivasi untuk memenuhi kebutuhan, mencari informasi, mengembangkan alternative, memilih satu dari berbagai alternatif dan memutuskan untuk membeli. Terutama menyangkut produk yang gampang terlihat oang lain dan sangat mempengaruhi citra diri sosial seseorang (significant others; orang lain yang signifikan bagi kehidupan seseorang, terutama citra dirinya).
Aspek-aspek pemilihan keputusan
  • Produk yang murah – Produk yang lebih mahal
  • Pembelian yang sering – Pembelian yan jarang
  • Keterlibatan rendah – Keterlibatan tinggi
  • Kelas produk dan merek kurang terkenal- Kelas produk dan merek terkenal
  • Pembelian dengan pertimbangan dan – Pembelian dengan pertimbangan
  • Pencarian yang kurang matang. dan pencarian intensif
C. EMPAT TIPE PROSES PEMBELIAN KONSUMEN
1.  Proses “ Complex Decision Making “,
Terjadi bila keterlibatan kepentingan tinggi pada pengambilan keputusan yang terjadi. Contoh pengambilan untuk membeli sistem  fotografi elektronik seperti Mavica atau keputusan untuk membeli mobil. Dalam kasus seperti ini, konsumen secara aktif mencari informasi  untuk  mengevaluasi  dan  mempertimbangkan  pilihan  beberapa merek dengan menetapkan kriteria tertentu seperti kemudahan dibawa dan resolusi untuk sistem kamera elektronik, dan untuk mobil adalah hemat, daya tahan tinggi, dan peralatan. Subjek pengambilan keputusan yang komplek adalah sangat penting. Konsep perilaku kunci seperti persepsi, sikap, dan pencarian informasi yang relevan untuk pengembangan stratergi pemasaran.
2.    Proses “ Brand Loyalty “.
Ketika pilihan berulang, konsumen belajar dari pengalaman masa lalu  dan  membeli merek yang memberikan kepuasan dengan sedikit atau tidak ada proses pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Contoh pembelian sepatu karet basket merek Nike atau sereal Kellogg,s Nutrific. Dalam setiap kasus disini pembelian adalah penting untuk konsumen, sepatu basket karena keterlibatan kepentingan dalam olah raga, makanan sereal untuk orang dewasa karena kebutuhan nutrisi. Loyalitas merek muncul dari kepuasan pembelian yang lalu. Sehingga, pencarian informasi dan evaluasi merek terbatas atau tidak penting keberadaannya dalam konsumen memutuskan membeli merek yang sama. Dua tipe yang lain dari proses pembelian konsumen dimana konsumen tidak terlibat atau keterlibatan kepentingan yang rendah dengan barangnya adalah tipe pengambilan keputusan terbatas dan proses inertia.
3.  Proses “ Limited Decision Making “.
Konsumen kadang-kadang mengambil keputusan walaupun mereka tidak memiliki keterlibatan kepentingan yang tinggi, mereka hanya memiliki sedikit pengalaman masa lalu dari produk tersebut. Konsumen membeli barang mencoba-coba untuk membandingkan terhadap makanan snack yang biasanya dikonsumsi. Pencarian informasi dan evaluasi terhadap pilihan merek lebih terbatas dibanding pada proses pengambilan keputusan yang komplek. Pengambilan keputusan terbatas juga terjadi ketika konsumen mencari variasi. Kepitusan itu tidak direncanakan, biasanya dilakukan seketika berada dalam toko. Keterlibatan kepentingan yang rendah, konsumen cenderung akan berganti merek apabila sudah bosan mencari variasi lain sebagai perilaku pencari variasi akan melakukan apabila resikonya minimal.
Catatan proses pengambilan keputusan adalah lebih kepada kekhasan konsumen daripada kekhasan barang. Karena itu tingkat keterlibatan kepentingan dan pengambilan keputusan tergantung lebih kepada sikap konsumen terhadap produk daripada karakteristik produk itu sendiri. Seorang konsumen mungkin terlibat kepentingan memilih produk makanan sereal dewasa karena nilai nutrisinya, konsumen lain mungkin lebih menekankan kepada kecantikan dan menggeser merek dalam mencari variasi.
4.  Proses “ Inertia “. 
Tingkat kepentingan dengan barang adalah rendah dan tidak ada pengambilan keputusan. Inertia berarti konsumen membeli merek yang sama bukan karena loyal kepada merek tersebut, tetapi karena tidak ada waktu yang cukup dan ada hambatan untuk mencari alternatif, proses pencarian informasi pasif terhadap evaluasi dan pemilihan merek. Robertson berpendapat bahwa dibawah kondisi keterlibatan kepentingan yang rendah “ kesetiaan merek hanya menggambarkan convenience yang melekat dalam perilaku yang berulang daripada perjanjian untuk membeli merek tersebut” contoh pembelian sayur dan kertas tisu.Contoh kasus :
Istilah pasar banyak diartikan secara beda sesuai dengan sudut pandang penglihatan. Disini, kebutuhan dan keinginan konsumen mengawali kehadiran produk yang dapat memenuhinya.

 Hal tersebut, terungkap melalui jembatan penyeberangan motivasi dan kemampuan membeli yang dimiliki konsumen. Analisa pasar adalah suatu proses untuk menentukan potensi penjualan. Potensi pasar adalah suatu perkiraan kapasitas dari suatu pasar untuk menyerap barang produksi.

Perkiraan tersebut bisa dinyatakan dalam bentuk fisik atau dalam jumlah mata uang, atau bisa dalam bentuk persentase.
Analisi pasar perpindahan kartu pra bayar disini, yaitu memperkirakan atau memprediksi pangsa pasar di masa akan datang dengan melihat besar persentase loyalitas pelanggan untuk tetap setia atau beralih ke suatu merek selama kurun waktu satu tahun. Kartu pra bayar GSM adalah suatu kartu telepon GSM yang pembayarannya dilakukan pada awal pembayaran sebelum digunakan, sedangkan yang dimaksud dengan kartu pasca bayar GSM adalah kartu telepon GSM yang pembayarannya dilakukan diakhir atau setelah penggunaan telepon. Biasanya jenis kartu pasca bayar ini tidak sering digunakan karena tergolong lebih rumit baik dari segi pembayaran dan peregistrasiannya, cara pembayaran kartu ini sama halnya dengan rekening listrik, penggunaan kartu kredit dan rekening telepon rumah.
Oleh karena itu, banyak konsumen yang menggunakan jenis kartu pra bayar GSM dibandingkan dengan kartu pasca bayar. Khususnya studi kasus dalam penelitian ini yaitu pada mahasiswa UNDIP Semarang. Kalangan mahasiswa lebih banyak menggunakan kartu pra bayar dikarenakan kartu pra bayar lebih mudah dalam pembayaran dan besar nilai nominal dalam isi ulang kartu pra bayar ini dapat disesuaikan dengan keuangan mahasiswa.
Seiring dengan perkembangan perekonomian yang semakin dinamis, yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan dalam dunia bisnis dan tingkat persaingan yang semakin meningkat, menyebabkan semakin banyak konsumsi produk yang ditawarkan di pasar guna memenuhi kebutuhan konsumen. Persaingan bisnis yang ketat salah satunya ditunjukkan dengan semakin beraneka ragamnya jenis produk dan fitur-fitur yang diberikan atau ditawarkan, karena dengan semakin banyaknya varian merek produk sejenis beserta fitur-fiturnya yang saling beradu kelebihan memikat konsumen, maka akan semakin besar kemungkinan dari keinginan konsumen untuk beralih ke pemilihan merek lainnya (brand switching) atau tetap setia pada produk yang disukainya.. Selama kurun waktu setahun, konsumen memungkinkan untuk melakukan perpindahan merek kartu pra bayar GSM lebih dari satu kali. Akan tetapi, perpindahan merek ini dihitung dari pertama kali konsumen menggunakan merek tertentu sampai dengan terakhir kali konsumen menggunakan merek tertentu.
Persaingan ketat pada bisnis Kartu Prabayar GSM dari berbagai Operator Telepon Seluler menuntut strategi perubahan dan perbaikan secara lebih baik dalam menghasilkan produk atau layanan yang berkualitas tinggi dengan harga yang wajar dan bersaing. Operator telepon seluler perlu mengetahui perpindahan merek untuk masing-masing periodenya dan menganalisis atribut-atribut produk dan layanan yang menjadi peringkat preferensi konsumen dalam memilih dan membeli suatu produk atau layanan. Penelitian ini memanfaatkan analisis merek dengan metode rantai markov.Faktor-faktor yang mempengaruhi tetap loyalnya atau berpindahnya konsumen dapat diketahui dari peringkat preferensi konsumen terhadap atribut atau layanan yang paling dipertimbangkan. Dari hasil penelitian bahwasanya harga kartu perdana/voucher isi ulang merupakan faktor yang paling berpengaruh bagi konsumen untuk tetap loyal karena harga kartu perdana / voucher isi ulang menduduki peringkat pertama. Banyak konsumen yang berpindah merek ke kartu pra bayar IM3, ini ditunjukkan oleh tingginya angka probabilitas transisi, konsumen dari merek kartu pra bayar IM3 juga memiliki loyalitas paling tinggi, kemudian diikuti merek kartu pra bayar Simpati, Mentari, AS, XL, Three dan Axis. Kondisi steady state terjadi pada periode ke-29, sehingga didapatkan kemungkinan probabilitas pasar yang akan datang untuk kartu pra bayar Simpati sebesar 4,43%; AS sebesar 3,87%; IM3 sebesar 76,25%; Mentari sebesar 0,18%; XL sebesar 1,33%; Three sebesar 4,83% dan Axis sebesar 9,11%.


TAHAP-TAHAP DALAM PROSES PEMBELIAN
1.      Menganalisa Keinginan dan Kebutuhan, Penganalisaan keinginan dan kebutuhan ini ditujukan terutama untuk mengetahui adanya keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi atau terpuaskan
2.      Menilai Sumber-sumber, Tahap kedua dalam proses pembelian ini sangat berkaitan dengan lamanya waktu dan jumlah uang yang tersedia untuk membeli.
3.      Menetapkan Tujuan Pembelian, Tahap ketika konsumen memutuskan untuk tujuan apa pembelian dilakukan, yang bergantung pada jenis produk dan kebutuhannya
4.      Mengidentifikasikan Alternatif Pembelian, Tahap ketika konsumen mulai mengidentifikasikan berbagai alternatif pembelian
5.      Keputusan Membeli, Tahap ketika konsumen mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Jika dianggap bahwa keputusan yang diambil adalah membeli, maka pembeli akan menjumpai serangkaian keputusan menyangkut jenis produk, bentuk produk, merk, penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara pembayarannya
6.      Perilaku Sesudah Pembelian, Tahap terakhir yaitu ketika konsumen sudah melakukan pembelian terhadap produk tertentu.
Kesimpulan: Berbagai aspek penting dalam pengambilan keputusan konsumen sebelum melakukan pembelian banyak sekali yang harus di perhatikan, dimana setiap komponen saling berkaitan agar konsumen dapat benar-benar bisa untuk mengambil keputusan dalam melakukan pembelian. Demikianlah tulisan yang saya rangkum dari berbagai informasi tentang "Evaluasi Alnternatif Dalam Melakukan Pembelian". semoga dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca.

Sumber,

Jumat, 12 Oktober 2012

Contoh dari Tipe-tipe Pengambilan Keputusan Dalam Bentuk Studi Kasus

Analisis Pengambilan Keputusan (decision analysis)


Pendahuluan
Pengambilan keputusan merupakan kegiatan yang cukup krusial bagi setiap umat manusia di muka bumi ini, khususnya bagi seorang manajer di sebuah perusahaan. Contoh pengambilan keputusan tersebut diantaranya adalah (1) keputusan melakukan ekspansi/perluasan perusahaan, (2) keputusan menambah kapasitas produksi, (3) keputusan memilih lokasi usaha, (4) dan lain-lain. Bagi seorang manajer, salah dalam mengambil keputusan maka akan berdampak buruk bahkan fatal yaitu tutupnya perusahaan. Contoh konkrit adalah kasus yang terjadi pada perusahaan IBM yang pada awalnya menguasai pasar computer dunia sebesar 70%, namun karena salah mengambil keputusan yaitu memberikan harga yang tinggi dan tidak mau memproduksi komputer jenis notebook atau labtop, maka IBM kalah bersaing dengan pesaingnya seperti HP, Acer, Toshiba, dan lain-lain sehingga pangsa pasarnya menurun drastis hingga menyisakan 24% saja. Walaupun IBM melakukan perbaikan dan strategi yang baru, namun untuk kembali ke angka 70% masih sangat jauh. Saat ini pangsa pasar IBM hanya mencapai 30-an% saja.

Metoda Pengambilan Keputusan
Terdapat 2 metoda pengambilan keputusan yaitu (1) tabel keputusan/decision table, dan (2) pohon keputusan/decision tree.
Selanjutnya akan dibahas lebih mendalam tentang Tabel Keputusan/decision table.
Terdapat 5 jenis/tipe pengambilan keputusan menggunakan tabel keputusan, yaitu (1) maximax, (2) maximin, (3) minimax regret, (4) hurwich, dan (5) equal likelihood. Untuk penjelasan lebih lanjut, akan diberikan contoh guna memudahkan pemahaman kita.

Contoh soal:
Microcomp merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang personal computer (PC). Perusahaan ini merencanakan untuk melakukan ekspansi ke beberapa negara yang dianggap akan memberikan keuntungan yang optimal. Setelah melakukan penelitian yang mendalam, maka terdapat 5 negara yang akan dipilih salah satunya. Adapun keuntungan (dalam jutaan dollar AS) yang didapatkan dari masing-masing negara tersebut adalah sebagai berikut:

Negara
Kondisi Ekonomi

Buruk
Stabil
Naik
Korea Selatan
15.2
19.1
21.7
China
17.6
18.5
19.0
Taiwan
14.9
17.1
19.2
Philipina
13.8
16.8
22.5
Mexico
12.5
21.2
25.0

Tentukan negara mana yang sebaiknya dipilih perusahaan sehingga keuntungannya dapat optimal.
Jawab:
1.      Metoda Maximax
Pilihlah dari masing-masing negara tersebut yang memberikan keuntungan terbesar, kemudian pilihlah yang paling besar. Misalkan, Korea Selatan dengan pilihan keuntungan 15.2; 19.1; dan 21.7, maka yang dipilih adalah 21.7.
Maka:
·         Korea Selatan:             21.7
·         China:                          19.0
·         Taiwan:                       19.2
·         Philipina:                     22.5
·         Mexico:                       25.0
Jadi yang dipilih adalah Mexico karena memberikan keuntungan terbesar bila dibandingkan negara lainnya yaitu 25.0

2.      Metoda Maximin
Pilihlah dari masing-masing negara tersebut yang memberikan keuntungan terkecil kemudian pilihlah yang paling besar. Misalkan, Korea Selatan dengan pilihan keuntungan 15.2; 19.1; dan 21.7, maka yang dipilih adalah 15.2.
Maka:
·         Korea Selatan:             15.2
·         China:                          17.6
·         Taiwan:                       14.9
·         Philipina:                     13.8
·         Mexico:                       12.5
Jadi yang dipilih adalah China karena memberikan keuntungan terbesar bila dibandingkan negara lainnya yaitu 17.6.

3.      Metoda Minimax Regret
Langkah pertama adalah membuat regret yaitu dari masing-masing kondisi dipilih yang paling besar angkanya kemudian angka tersebut sebagai pembanding angka-angka lainnya dari kondisi tersebut, misalkan, kondisi ekonomi buruk memiliki angka masing-masing 15.2; 17.6; 14.9; 13.8; dan 12.5 sehingga angka yang paling besar adalah 17.6. Angka tersebut kemudian dijadikan pembanding dan dicari selisihnya untuk semua angka di kondisi tersebut.
Maka:

Negara
Kondisi Ekonomi

Buruk
Stabil
Naik
Korea Selatan
2.4
2.1
3.3
China
0
2.7
6.0
Taiwan
2.7
4.1
5.8
Philipina
3.8
4.4
2.5
Mexico
5.1
0
0

Setelah itu, pilihlah angka terbesar di masing-masing negara kemudian pilihlah yang paling kecil.
·         Korea Selatan:             3.3
·         China:                          6.0
·         Taiwan:                       5.8
·         Philipina:                     4.4
·         Mexico:                       5.1
Jadi yang dipilih adalah Korea Selatan karena memberikan keuntungan terkecil bila dibandingkan negara lainnya yaitu 3.3.

4.      Metoda Hurwich
Metoda ini membutuhkan bantuan alpha (α) yang besarannya telah ditentukan di soal atau jika dalam kenyataan di lapangan, menyesuaiakan si pengambil keputusan, semakin besar nilai α, maka semakin optimis orang tersebut, semakin kecil nilai α maka semakin pesimis orang tersebut.
Cara perhitungannya adalah pilihlah angka terbesar di masing-masing negara, angka tersebut dikalikan dengan α, kemudian pilihlah angka terkecil di masing-masing negara, angka tersebut dilakukan dengan 1 – α.
Misalkan ditentukan α  sebesar 60% atau 0.6, maka:
·         Korea Selatan:             21.7 (0.6) + 15.2 (0.4) = 19.1
·         China:                          19.0 (0.6) + 17.6 (0.4) = 18.44
·         Taiwan:                       19.2 (0.6) + 14.9 (0.4) = 17.48
·         Philipina:                     22.5 (0.6) + 13.8 (0.4) = 19.02
·         Mexico:                       25.0 (0.6) + 12.5 (0.4) = 20
Jadi yang dipilih adalah Mexico karena memberikan keuntungan terbesar bila dibandingkan negara lainnya yaitu 20.

5.      Metoda Equal Likelihood
Metoda ini mengharuskan kita untuk menentukan nilai α sendiri, yaitu didapatkan dari 1 dibagi jumlah kondisi yang ada. Misalkan jumlah kondisinya ada 2 maka nilai α adalah sebesar 0.5 yang didapatkan dari perhitungan ½ = 0.5. Jika kondisinya ada 5 maka nilai α adalah sebesar 0.2 yang didapatkan dari perhitungan 1/5 = 0.2. Setelah nilai α ditentukan maka kita kalikan semua angka yang ada di pilihan negara dengan nilai α tersebut.
Dalam kasus kita, nilai α-nya adalah sebesar 0.33 yang didapatkan dari perhitungan 1/3 = 0.33
Maka:
·         Korea Selatan:             21.7 (0.33) + 19.1 (0.33) + 21.7 (0.33) = 20.63
·         China:                          17.6 (0.33) + 18.5 (0.33) + 19.0 (0.33) = 18.18
·         Taiwan:                       14.9 (0.33) + 17.1 (0.33) + 19.2 (0.33) = 16.9
·         Philipina:                     13.8 (0.33) + 16.8 (0.33) + 22.5 (0.33) = 17.52
·         Mexico:                       12.5 (0.33) + 21.2 (0.33) + 25.0 (0.33) = 19.37
Jadi yang dipilih adalah Korea Selatan karena memberikan keuntungan terbesar bila dibandingkan negara lainnya yaitu 20.63.