Jumat, 12 Oktober 2012

Model Proses Pengambilan Keputusan, tipe-tipe Proses Pengambilan keputusan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah


MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN
  Ada berbagai pendapat tentang bebagai macam dari model untuk membuat suatu keputusan. Berbagai pendapat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1.      E.S. Quade
Menurut pendapat ini model dapat diklasifikasikan menjadi model kualitatif dan model kuantitatif.
a.  Model kualitatif 
    Model ini didasarkan atas asumsi-asumsi yang tingkat ketepatannya masih kurang dibandingkan dengan model kuantitatif, karena model ini dibuat berdasarkan pertimbangkan subjek pengambil keputusan. Model ini lebih tepat apabila digunakan untuk mengatasi masalah-masalah sosial. Karena setiap orang mempunyai kemampuan dan daya nalar tersendiri terhadap setiap persoalan yang dihadapi.
b.  Model kuantitatif
    Merupakan serangkaian asumsi yang tepat, dinyatakan dalam serangkaian hubungan matematis yang pasti. Model ini dapat berupa persamaan atau analisis lainnya, atau merupakan instruksi bagi komputer yang berupa program-program. Ciri-ciri pokok model ini adalah ditetapkan secara  lengkap melalui asumsi-asumsi, dan kesimpulannya berupa konsekuensi logis dari asumsi-asumsi tanpa menggunakan menggunakan pertimbangan intuisi tentang praktik dunia nyata.

2. Herbert G. Hicks dan c. Ry Gullet
  Mereka berdua membedakan model-model keputusan ke dalam model probabilitas dan model matriks.
a.  Model Probabilitas 
    Model ini membahas tentang kemungkinan yang terjadi pada masa yang akan datang terhadap suatu peristiwa tertentu, dan nilai harapan atas terjadinya peristiwa tersebut. Nilai dari sesuatu yang diharapkan pada setiap peristiwa adalah kemungkinan terjadinya peristiwa dikalikan dengan kondisional.
b.  Model Matriks
    Penerapan model matriks ini dimaksudkan untuk menyajikan secara khusus kombinasi antara berbagai strategi atau beberapa alternatif yang digunakan dan nilai atau hasil yang di harapkan pada masing - masing strategi atau alternatif model ini terdiri atas dua hal pokok yaitu garis yang menggambarkan berbagai strategi atau alternatif di pakai sebagai dasar pengambilan keptususan, dan lajur yang menggambarkan kondisi dam situasi yang berlainan pada masing - masing alternative strategi.  
  
3. B.A. Fisher
  Menurut pendapat ini, model dalam pengambilan keputusan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a.  Model Preskiptif
    Model yang menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan dengan cara memberikan pedoman dasar, agenda, jadwal dan urut-urutan yang membantu kelompok mencapai consensus. Model ini disebtu jugasebagai model normatif.
  Penerapan model preskiptif atau model normatif meliputi lima langkah, yaitu :
o  Orientasi, yaitu menentukan bagaimana situasi yang dihadapi.
o  Evaluasi, yaitu menentukan sikap yang perlu diambil.
o  Pengawasan, yaitu menentukan apa yang harus dilakukan untuk menghadapi situasi tersebut.
o  Pengambilan keputusan, yaitu menentukan pilihan atas berbagai alternatif yang telah dievaluasi.
o  Pengendalian, yaitu melakukan pengawasan terhadap pelaksannan hasil keputusan.

b.  Model Deskriptif
    Model yang menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan. Model ini juga menerangkan (menggambarkan) segala sesuatu sebagaimana apa adanya. Model ini juga memberikan kepada manajer informasi yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan-keputusan, dan tidak menawarkan penyelesaian masalah.
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Model Keputusan
  Pengambilan keputusan merupakam proses interaksi antara input-input sebagai bahan dsar pembentukan suatu model keputusan, yang terdiri atas tujuan organisasi, kendala-kendala intern,kriteria pelaksanaan dan berbagai alternatif pemecahan masalaah. Interaksi tersebut diharapkan akan menghaslkan output yang baik yang berupa pelaksanaan keputusan,pengendalian, dan umpan baliknya.
  Pengambilan keputusan baik keputusan pribadi maupun keputusan kelompok dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 
1.  keadaan lingkungan dn nilai-nilai yang kerap kali bertentangan 
2.  pengaruh politik
3.  emosionalisme
4.  tingkat pendidikan
5.  model keputusam faktual.
Lima faktor tersebut akan berpengaruh terhadap pembentukan suatu model Keputusan

Tipe-tipe proses pengambilan keputusan
Tipe Pengambilan keputusan ( Decision making) : adalah tindakan manajemen dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran.
Keputusan dibagi dalam 3 tipe :
(1) Keputusan terprogram/keputusan terstruktur : keputusan yg berulang2 dan rutin, sehingga dapt diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pd manjemen tkt bawah. Co:/ keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang,dll.
(2) Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur : keputusan yg sebagian dpt diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tdk terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan2 serta analisis yg terperinci. Co:/ Keputusan membeli sistem komputer yg lebih canggih, keputusan alokasi dana promosi.
(3) Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur : keputusan yg tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tdk terstruktur tdk mudah untuk didapatkan dan tdk mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah.

Menurut Jalaluddin Rakhmat (1996:73) ada dua hal yang mempengaruhi pemecahan masalah, situasional dan personal. Jika kita menganggap suatu hal sebagai kurang penting atau penting, mudah atau sulit, itulah yang dimaksud faktor situasional. Sementara faktor personal diantaranya faktor biologis dan sosiopsikologis. Faktor biologis yang mempengaruhi pemecahan masalah misalnya, seseorang yang sedang dalam keadaan terlalu lapar, sangat sakit, atau sangat lelah cenderungmengalami kemampuan berpikir, hingga sulit memecahkan masalah. Sementara faktor-faktor psikososial yang mempengaruhi proses pemecahan masalah antara lain:
1. Motivasi
Motivasi yang rendah mengalihkan perhatian. Motivasi yang tinggi membatasi fleksibilitas
2. Kepercayaan dan Sikap yang Salah
Asumsi yang salah dapat menyesatkan. Kita akan mengalami kesulitan dalam memecahkan penderitaan batin kita, bila kita percaya bahwa kebahagiaan dapat diperoleh dengan kekayaan material.

3. Kebiasaan
Kecenderungan untuk mempertahankan pola pikir tertentu, atau kepercayaan yang berllebihan dan tanpa kiritis pada pendapat otoritas, atau melihat masalah dari satu sisi saja, akan menghambat pemecahan masalah yang efisien.
 
4. Emosi
Bila emosi sudah mencapai intensitas yang begitu tinggi sehingga menjadi stress, kita menjadi sulit berpikir efisien.
Sumber,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar